Fungsi Manajemen di Laboratorium
FUNGSI MANAJEMEN DI LABORATORIUM
Manajemen laboratorium adalah
kemampuan dan keterampilan khusus untuk melakukan suatu kegiatan di
laboratorium, baik bersama orang lain maupun melalui orang lain dalam mencapai
tujuan tertentu. Dalam manajemen laboratorium terkandung pengelolaan terhadap laboratorium
sebagai tempat praktikum yang secara rinci terdiri dari alat dan bahan kimia,
sarana prasarana laboratorium, dan proses pelaksanaan praktikum. Fungsi
manajemen adalah sebagai rangkaian kegiatan wajar yang telah ditetapkan dan
memiliki hubungan saling ketergantungan antara satu dengan yang lain.
Sejalan dengan perkembangan
jaman, maka para pakar mengemukakan berbagai fungsi manajemen. Fungsi manajemen
yaitu Planning, Organizing, Actuating,
dan Controlling yang disingkat POAC.
1.
Perencanaan (Planning)
Perencanaan adalah proses penentuan tujuan atau
sasaran yang hendak dicapai dan menetapkan cara dan sumber yang diperlukan
untuk mencapai tujuan tersebut seefisien dan seefektif mungkin. Perencanaan
sebagai proses menganalisis situasi, menetapkan tujuan yang akan dicapai di
masa yang akan datang dan menentukan langkah-langkah yang akan diambil untuk
mencapai tujuan-tujuan yang ditetapkan tersebut.
Perencanaan laboratorium IPA
meliputi perencanaan dan pemeliharaan alat-alat dan bahan-bahan serta sarana
prasarana, perencanaan kegiatan yang akan dilaksanakan, serta rencana
pengembangan laboratorium. Beberapa hal yang perlu direncanakan dalam manajemen
laboratorium adalah:
a.
Pengadministrasian Alat-alat dan
Bahan-bahan Laboratorium. Tujuan pengadministrasian alat-alat dan bahan-bahan
laboratorium ini adalah agar dapat dengan mudah mengetahui jenis alat atau
bahan yang ada, jumlah masing-masing alat dan bahan, jumlah pembelian atau
tambahan, dan jumlah yang pecah, hilang, atau habis. Untuk keperluan pencatatan
alat dan bahan laboratorium diperlukan format atau buku perangkat administrasi
yang meliputi buku inventaris, kartu stok, kartu permintaan, peminjaman alat
dan bahan, buku catatan harian, kartu alat dan bahan yang rusak, kartu
reparasi, dan format label (Depdikbud, 1999: 27).
b.
Pengadaan Alat dan bahan laboratorium
untuk melengkapi atau mengganti alat dan bahan yang rusak, hilang, atau habis
dipakai. Sebelum pengusulan pengadaan alat dan bahan, maka perlu dipikirkan
tentang percobaan apa yang akan dilakukan, alat dan bahan apa yang akan dibeli,
ada tidaknya dana atau anggaran, prosedur pembelian dan pelaksanaan pembelian
(Depdikbud, 1999: 28).
c.
Penyimpanan alat dan bahan kimia
dapat dikelompokkan menjadi beberapa kelompok, yaitu alat dan bahan yang sering
dipakai, alat dan bahan yang jarang dipakai, alat dan bahan yang berbahaya.
Penyimpanan masing-masing alat dan bahan tergantung pada keadaan dan susunan
laboratorium serta fasilitas ruangan. Alat dan bahan yang sering digunakan
sebaiknya diletakkan di lemari yang dapat dibuka dan diambil sendiri oleh
siswa, sehingga efisien waktu dan tenaga. Namun jika pertimbangan keamanan dan
kedisiplinan siswa diragukan, maka jumlah yang tersedia dibatasi. Bahan-bahan
kimia yang beracun, eksplosif atau mudah meledak dan mudah terbakar sebaiknya
ditempatkan terpisah dari bahan yang lain dan diusahakan diletakkan di tempat
yang tidak mudah dilihat siswa.
Prinsip dari penyimpanan alat dan bahan
laboratorium adalah alat dan bahan tersebut dalam keadaan aman, mudah dicari
dan diambil sewaktu-waktu dibutuhkan. Oleh karena itu sangat penting bagi guru
sebelum praktikum diadakan dilakukan asistensi, yaitu kegiatan pengenalan mulai
dari pengenalan alat dan bahan yang akan digunakan dalam praktikum, baik fungsi
dan cara penggunaannya, sampai pada mata praktikum yang akan dijalankan untuk
jangka waktu satu semester dengan penjelasan garis besarnya, serta bagaimana
cara berpraktikum yang baik, tata tertib praktikum, dan format penyusunan
laporan praktikum. Dengan demikian siswa memperoleh bekal yang cukup untuk bekerja
di laboratorium. Hal penting lainnya adalah penanaman kesadaran pada diri siswa
bahwa laboratorium adalah juga bagian dari sekolah yang membantu prestasi
belajar mereka, sehingga mereka harus ikut merawat dan menjaga.
Pengorganisasian yaitu suatu sistem kerja sama dari kelompok orang,
barang, atau unit tertentu tentang laboratorium untuk mencapai tujuan.
Mengorganisasikan laboratorium berarti menyusun sekelompok orang atau petugas
dan sumber daya lain untuk melaksanakan suatu rencana atau program dalam rangka
mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan cara yang berdaya guna terhadap laboratorium
.
Pengorganisasian
laboratorium meliputi pengaturan dan pemeliharaan alat-alat dan bahan-bahan
laboratorium, pengadaan alat dan bahan, dan menjaga kedisiplinan serta
keselamatan kerja di laboratorium. Orang yang terlibat langsung dalam
organisasi laboratorium adalah kepala sekolah, wakil kepala sekolah urusan
kurikulum, koordinator laboratorium, penanggung jawab teknis laboratorium,
laboran, dan guru-guru mata pelajaran IPA (Kimia, Fisika, Biologi). Tugas
kepala sekolah adalah memberikan bimbingan, motivasi, pemantauan, dan evaluasi
kepada seluruh staf yang terlibat dalam pengelolaan laboratorium, menyediakan
dana keperluan operasional laboratorium. Dalam menjalankan tugas ini dibantu
oleh wakil kepala sekolah urusan kurikulum yang juga bekerja sama dengan
koordinator laboratorium dalam pelaksanaan kegiatan laboratorium. Tugas
koordinator laboratorium adalah mengkoordinasikan masing-masing guru mata
pelajaran IPA segala hal yang berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan
laboratorium dan mengusulkan kepada penanggung jawab laboratorium untuk pengadaan
alat dan bahan praktikum. Penanggung jawab teknis laboratorium bertanggung jawab
atas kelengkapan administrasi laboratorium, kelancaran kegiatan laboratorium,
mengusulkan kepada kepala sekolah tentang pengadaan alat dan bahan
laboratorium, dan bertanggung jawab atas kebersihan, penyimpanan, perawatan,
dan perbaikan alat-alat laboratorium.
3.
pelaksanaan (actuating)
Pelaksanaan yaitu salah satu
fungsi manajemen yang sangat penting, karena tanpa pelaksanaan terhadap apa
yang telah direncanakan dan diorganisasikan tidak akan pernah menjadi
kenyataan. Kegiatan laboratorium IPA diartikan sebagai kegiatan yang berkaitan
dengan pengamatan atau percobaan yang menunjang kegiatan belajar-mengajar IPA.
Untuk melaksanakan kegiatan laboratorium IPA perlu perencanaan secara
sistematis agar dicapai tujuan pembelajaran secara optimal.
Adapun
langkah-langkah pelaksanaan kegiatan laboratorium IPA adalah :
a.
Setiap guru IPA pada awal tahun
pelajaran baru sebaiknya menyusun program tahunan sesuai kegiatan laboratorium
yang ditandatangani Kepala Sekolah. Tujuan penyusunan program ini adalah
mengidentifikasi kebutuhan alat dan bahan yang dibutuhkan untuk kegiatan
praktikum selama satu tahun dan menyusun jadwal bagi penanggung jawab teknis
untuk ketiga mata pelajaran (Kimia, Fisika, Biologi) agar tidak terjadi
tumbukan dalam pemakaian laboratorium. Selain itu berguna untuk keperluan supervise
atau pengawasan bagi Kepala Sekolah.
b.
Setiap akan melaksanakan
praktikum, setiap guru sebaiknya mengisi format permintaan dan peminjaman alat
yang kemudian diserahkan kepada laboran minimal seminggu sebelum pelaksanaan,
sehingga laboran secara dini dapat mempersiapkan dan mengecek ada tidaknya alat
dan bahan yang dibutuhkan.
c.
Setelah kegiatan laboratorium
selesai sebaiknya guru mengisi buku harian untuk mengetahui kejadian-kejadian
selama kegiatan lab serta untuk keperluan supervisi.
d.
Alat dan bahan yang telah selesai
digunakan segera dibersihkan dan disimpan kembali di tempat semula.
4.
pengawasan (controlling)
Pengawasan yaitu evaluasi
terhadap tindakan yang telah dilakukan dan bila perlu menggunakan pengukuran
koreksi sehingga tindakan tersebut sesuai dengan rencana. Proses pengawasan
terdiri atas beberapa tindakan pokok, yaitu penentuan ukuran sebagai pembanding
atau alat ukur untuk menjawab pertanyaan dari hasil pelaksanaan, pengukuran
terhadap tugas yang sudah atau yang sedang dikerjakan, baik secara lisan maupun
tertulis atau pertemuan langsung dengan petugas, dan perbandingan antara
pelaksanaan pekerjaan dengan pedoman yang telah ditetapkan untuk mengetahui
perbedaan yang terjadi dan perlu tidaknya perbaikan.
Ada beberapa prinsip dasar
pengawasan yang harus diterapkan agar manajemen laboratorium menjadi baik,
yaitu:
a. Pengawasan bersifat membimbing dan membantu mengatasi kesulitan dan
bukan mencari kesalahan. Kepala sekolah harus menfokuskan perhatian pada usaha
mengatasi hambatan yang dihadapi guru, bukan sekedar mencari kesalahan. Kekeliruan guru harus disampaikan kepada kepala
sekolah sendiri dan tidak di depan orang lain.
b. Bantuan dan bimbingan diberikan secara tidak langsung, artinya
diupayakan agar yang bersangkutan mampu mengatasi sendiri, sedangkan Kepala
Sekolah hanya membantu. Hal ini penting untuk menumbuhkan kepercayaan diri yang
pada akhirnya menumbuhkan motivasi kerja yang lebih baik.
c. Balikan atau saran perlu segera diberikan, agar yang bersangkutan dapat
memahami dengan jelas keterkaitan antara balikan dan saran tersebut dengan
kondisi yang dihadapi. Dalam memberikan balikan sebaiknya dalam bentuk diskusi,
sehingga terjadi pembahasan terhadap masalah yang terjadi secara bersama.
Pengawasan dilakukan secara periodik atau berkala, artinya tidak menunggu
sampai terjadi hambatan. Kehadiran kepala sekolah dapat menumbuhkan dukungan
moral bagi guru yang sedang mengerjakan tugas. Pengawasan dilaksanakan dalam
suasana kemitraan, agar guru dengan mudah dan tanpa takut menyampaikan hambatan
yang dihadapi (Depdikbud, 1999: 26).
Adapun pertanyaan penulis adalah:
1. Menurut pengalaman teman-teman, apakah laboratorium yang pernah
teman-teman gunakan (baik ketika sekolah maupun saat kuliah S1) telah
menerapkan fungsi manajemen seperti pada artikel diatas?
2. Menurut teman-teman, sebenarnya apa sajakah fungsi kepala sekolah dalam
suatu manajemen laboratorium?
3. Siapa sajakah yang berperan dalam tahap pengawasan/ controlling pada fungsi manajemen di laboratorium?
Terima kasih....
BalasHapusMenanggapi soal no 1.
Menurut saya belum. Karena masih ada dari fungsi manajemen belum terlaksana dengan baik dan sesuai dengan prosedurnya.
Assalamualaikum wr.wb
BalasHapusSaya menanggapi pertanyaan no 1.
Kalau menurut saya belom, karena dari fungsi m3nejemen itu masih ada yg belun dilakukan didalam menejemen labor.seperti pengorganisasian masih bnyak alat dan bahab yg belum mencukupi untuk melakukan pratikum...
Terima kasih
Menyikapin petanyaan no 3?
BalasHapusStaff dan kepala sekolah Karena pengawasan/ controlling disini
suatu aktivitas menilai kinerja berdasarkan standar yang telah dibuat untuk kemudian dibuat perubahan atau perbaikan jika diperlukan.
saya akan mencoba menjawab pertanyaan no.1 Menurut pengalaman teman-teman, apakah laboratorium yang pernah teman-teman gunakan (baik ketika sekolah maupun saat kuliah S1) telah menerapkan fungsi manajemen seperti pada artikel diatas?
BalasHapusmenurut saya belum, karna masih banyak sekolah yang laboratoriumnya tidak digunakan dengan efektif, terlebih lagi kurangnya pemahaman guru yang mengelola labor tersebut. terimakasih ^_^
Menanggapi pertanyaan no 1.
BalasHapusMenurut pengalaman saya fungsi manajement laboratorium yang pernah saya gunakan belum berjalan seutuhnya. Sewaktu disekolah penggunaan laboratorium untuk kegiatan praktikum belum maksimal digunakan dan fungsi laboratorium dialih fungsikan sebgai pengganti kelas untuk kegiatan KBM. ketika kuliah untuk penyediaan alat dan bahan masih kekurangan, dimana jumlah mikroskop tidak sebanding dengan jumlah praktikannya.
Menanggapi pertanyaan pertama yaitu: Menurut pengalaman teman-teman, apakah laboratorium yang pernah teman-teman gunakan (baik ketika sekolah maupun saat kuliah S1) telah menerapkan fungsi manajemen seperti pada artikel diatas?
BalasHapusSecara Idealnya Laboratorium akan Menunjang proses pembelajaran di Sekolah atau di kuliah, namun fungsi manajemen belum berjalan baik karna terdapat beberapa kekurangan pada alat dan bahan praktiukm contoh kecilnya ialah, Kurangnya Prepat untuk Praktikum Genetika, dan Taksonomi Vertebrata. Sering hilangnya Alat-alat kecil Seperti Thermohygrometer pada Praktikum Ekologi. Dikarnakan pengawasan dan Administrasi yng kurang baik pascapraktikum
Salam
Agung Laksono
Menanggapi pertanyaan nomor 3, fungsi dari kepala lab adalah mengawasi dan memonitoring seluruh aspek dari laboratorium, baik dari segi menejemen, mutu, dan kegiatan yg terjadi didalam laboratorium
BalasHapusTerimakasih ulasannya, menanggapi pertanyaan pertama yg sangat menarik Menurut pengalaman teman-teman, apakah laboratorium yang pernah teman-teman gunakan (baik ketika sekolah maupun saat kuliah S1) telah menerapkan fungsi manajemen seperti pada artikel diatas? Ada beberapa kekurangan yang belum persis sama seperti artikel diatas. Diantaranya mengenai organisasi yg tdk saya tmukan teknisi, bahkan saat sekolah teknisi laboran itu dilakukan oleh guru sendiri. Sehingga pada tahap perawatan pengadaan alat dll tdk terstruktur dgn rapi. Apalagi utk perawatannya. Karena terbentur dgn jdwal mengajar yg banyak dan juga harus merawat alat. Sehingga hanya di rawat seadanya saja.
BalasHapusMenurut pendapat saya fungsi kepala sekolah dalam suatu manajemen laboratorium adalah sebagai pengawas dalam berlangsungnya proses pembelajaran yang menggunakan laboratorium
BalasHapusSiapa sajakah yang berperan dalam tahap pengawasan/ controlling pada fungsi manajemen di laboratorium.
BalasHapusYg berperan penting dalam pengawasan laboratorium adalah kepala laboratorium itu sendiri dan dalam tanggung jawab kepsek tentunya
Saya akan mencoba menjawab pertanyaan nomor 1, Menurut saya belum menerapkan dengan maksimal
BalasHapusSaya akan mencoba menjawab pertanyaan nomor dua, fungsi kepala sekolah dalam laboraturium adalah memotivasi, mengarahkan, dan memeberikan keputusan ke kepala labor maupun guru yang bersangkutan supaya melaksanakan kegiatan untuk mencapai tujuan organsasi.
BalasHapusmenanggapi pertanyaan no 1. Menurut saya masih belum. Karena proses kegiatan yang di lakukan di laboratorium belum terkoordinir dengan baik. Masih banyak kekurang disana- sini. Artinya manajemen belum berjalan dengan baik.
BalasHapusMenanggapi pertanyaan no.3 Siapa sajakah yang berperan dalam tahap pengawasan/ controlling pada fungsi manajemen di laboratorium?
BalasHapusMenurut saya yang berperan dalam pengawasan laboratorium adalah kepala laboratorium.
Menanggapi pertanyaan no 3.
BalasHapusMenurut saya yg berperan dalam pengawasan adalah kalab dan kepsek.
Terima kasih
Menanggapi pertanyaan nomor satu. Saat saya kuliah S1, fungsi manajemen sudah berjalan dengan baik. Meskipun masih banyak yang perlu dievaluasi. Misalnya dari segi keamanan dan kenyamanan, sistem kontrolnya masih minim. Terima kasih,.
BalasHapussaya akan menanggapi pertanyaan no 2 sebenarnya apa sajakah fungsi kepala sekolah dalam suatu manajemen laboratorium. Menurut saya fungsi Kepala Sekolah adalah memberikan bimbingan, motivasi, pemantauan, dan evaluasi kepada seluruh staf yang terlibat dalam pengelolaan lab, menyediakan dana keperluan operasional lab.
BalasHapusMenanggapi pertanyaan no.3 Siapa sajakah yang berperan dalam tahap pengawasan/ controlling pada fungsi manajemen di laboratorium?
BalasHapusMenurut saya yang berperan dalam pengawasan laboratorium adalah siapa yang menjadi kepala laboratorium, kep,ala labororatorium bisa kepala sekolah, guru bidan study, laboran.